1. Proses Sosialisasi mnrt Peter L. Berger :
Berger mendefinisikan
sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member
of society” (proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi
dalam masyarakat).
2. Tahapan Sosialisasi * G. Herbead Mead *
Tahap Persiapan ( Prepatory
Stage )
Tahap seorang anak bersiap mengenal perannya, dengan
meniru meski belum sempurna.
Tahap Meniru (Play
Sage )
Tahap seorang anak meniru peran orng lain (keluarga).
Terbentuk kemampuan u/ menempatkan diri pd posisi orng
lain.
Tahap Siap Bertindak ( Game Stage )
Tahap memahami berbagai peran.
Teman sebaya
sangat berpengaruh pada game stage,karena mereka mulai mengenal dan berinteraksi
dgn dunia di luar keluarga.
Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized
Other)
Tahap menerima, menyadari, dan mematuhi peran di masyarakat.
3. Hubungan Budaya dan Kepribadian
Budaya a/ aturan yg dihasilkan dlm kehidupan
bersama, dan dijadikan pedoman hidup. Sehingga budaya akan membentuk dan mencetak
pola” perilaku yg slnjtnya membentuk suatu kepribadian, terutama pd generasi
muda.
4. Perilaku non Konformitas menurut James V Zanden
Penyimp sos itu
tindakan seseorang yang udah kelewatan, tercela dan ga bisa
ditolerir. Menurut Zanden, ukuran menyimpang atw ga nya tindakan itu dari
norma... melanggar norma ga??
Contoh : Orang
yang membunuh menyimpang secara norma agama tp ga menyimpang
dalam norma hukum karena dia membela dirinya dari penjahat yang akan bunuh
dia.
5. Perilaku menimpang hasil subudaya Menyimpang
Sub kebudayaan menyimpang : bagian kebudayaan
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
Penyimpangan yg disebabkan hasil pergaulan yg
relatif lama dgn orng”yg berperilaku menyimpang sehinga individu trsbt
menganggap penyimpangan merupakan hal yg wajar.
Contoh : Seorang anak yg dibesarkan di Crime Community
menganggap perilakau sprt mencuri, minum” keras, prostitusi, dll a/ hal yg
wajar.
6. Perilaku menyimpang Primer dan Sekunder.
Perilaku menyimpang primer : perilaku
menyimpang yg msh dpt ditoleransi / diterima masyarakat. Co : pelanggaran lalu
lintas, mencontek, bolos
Perilaku menyimpang sekunder : perilaku
meyimpang yg di tolak masyarakat. Co : pencurian, pemerkosaan, kriminalitas.
7. Bentuk, Sifat, dan Cara Kontrol Sosial
Bentuk Pengendalian Sosial
a. Pendidikan
b. Pendidikan Agama
c. Gosip atau desas-desus
d. Teguran
e. Kepercayaan terhadap hal-hal yg bersifat supernatural
f.
Hukuman
Sifat Pengendalian Sosial
a. Mnrt Waktunya :
~ Pengendali preventif : Pengendalian social sblm tjd penyimpangan. Co :
nasihat, anjuran, patrol, penjagaan,dll
~ Pengendali Represif : Pengendalian social stlh tjd
pelanggaran/penyimpangan. Co: teguran, sanksi, peringatan lisan n tertulis,
denda, hukan kurungan, seumur hidup, dan bahkan hukuman mati.
b. Menurut petugasnya :
~ Pengendalian social
formal : pengendalian sosial yg dilakukan oleh polisi, hakim, dan jaksa, serta
aparat KPK.
~ Pengendalian social
non formal : pengendalian social yg dilakukan oleh warga masyarakat biasa dlm
bntk unjuk rasa, demonstrasi, dll.
c. Menurut Sifatnya :
~ Pengendalian social
Kuratif : pengendalian social dlm bntk pembinaan/ penyembuhan thdp berbagai
macam bntk perilaku menyimpang. Missal : penyembuhan eks narkoba, WTS mjd warga
mas yg baik
~ Pengendalian social
partisipatif : Pengendalian social yg dilakukan dgn mengikutsertakan pelaku u/
melakukan penyembuhan/ perbaikan perilaku.
Berdasarkan cara pengendalian Sosial
a. Tindakan Persuasif : Pengendalian sosial
yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara mengajak, menasihati atau
membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat.
b.
Tindakan Koersif :pengendalian melalui kekerasan / ancaman dengan
kekuatan fisik, dengan tujuan agar pelaku tidak mengulangi
lagi perbuatannya yang menyimpang. Co : melalui hukuman penjara, denda,
pengusiran atau pengucilan. Pengendalian koersif sebaiknya merupakan langkah terakhir
yang digunakan untuk mengendalikan perilaku menyimpang karena seringkali
menimbulkan reaksi negatif.
8. Alat” lembaga Pengendalian Sosial.
a. Lembaga
Keluarga
Keluarga memiliki
intensitas tinggi untuk mengawasi setiap perilaku anak sehingga dapat mencegah
terjadinya perilaku menyimpang.
b. Lembaga
agama
Lembaga agama memberikan
pedoman kepada setiap individu untuk bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama
masing-masing. Nilai agama memiliki sanksi mutlak yang dapat mengendalikan
seluruh perilaku masyarakat.
c. Lembaga
Penddikan
Lembaga pendidikan menjadi
salah satu alat untuk melaksanakan proses pengendalian sosial di lingkungan
sekolah. Lembaga pendidikan akan mengawasi seluruh aktivitas siswa di
lingkungan sekolah melalui peraturan yang diterapkan.
d. Lembaga
adat
Lembaga adat menjadi alat
pengendalian sosial pada masyarakat tradisional. Lembaga adat memuat nilai dan
norma adat istiadat masyarakat setempat agar dapat mengatur seluruh perilaku
masyarakat.
e. Lembaga
kepolisian
Lembaga kepolisian bertugas
mengendalikan perilaku warga masyarakat agar dapat memelihara dan mewujudkan
ketertiban dan keamanan.
f. Lembaga
Pengadilan
Lembaga pengadilan
merupakan lembaga Negara yang bertugas menyelidiki, mengusut, dan menjatuhkan
hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar hokum.
g. Lembaga
Media Massa
Lembaga media massa
berperan sebagai alat pengendalian sosial dengan cara mengawasi seluruh
kegiatan masyarakat dan pemerintah melalui sajian informasi. Tujuannya agar
public dapat menilai serta melakukan pengawasan secara lebih lanjut.